Rabu, 15 September 2010

Braindead (1982)




Braindead a.k.a Dead Alive


beware of spoilers yeap?


Braindead, atau lebih dikenal dengan nama Dead Alive ini percaya gak percaya adalah besutan sutradara yang nanganin Lord Of The Ring, yap, si Peter Jackson. Sebelum dia dilimpahin rejeki budget berjuta-juta dollar dan ngadaptasi novelnya JR Tolkien itu, dia itu kerjaannya bikin film-film ‘sakit’ yang memuaskan rasa haus mereka-mereka yang fan dari gore-exploitation-splatter.

Braindead diawali dengan perjalanan sebuah kru peneliti ke daerah selatan sumatra, yeah, sumatra nyang entu, untuk menangkap spesies kera aneh yang dikenal dengan nama Sumtran-Raticus. Spesies aneh campuran monyet dan tikus. Kera yang akhirnya ditempatkan di sebuah kebun binatang di New zealand ini mulai menimbulkan masalah, manusia yang tergigit oleh spesies weirdo yang satu ini bisa berubah dalam hitungan hari! Woo..dan tentu saja, korban pertama dari si monyet kita ini adalah nenek dari hero kita, Leonel.

Leonel, pemuda tanggung nan canggung, nerdus kuperus ini tinggal sama neneknya yang sangat cocok jika digambarkan dengan kata ‘woman hitler’ versi modern. Hidupnya serba dikekang si nenek yang katanya sih bilang untuk kebaikan cucunya tersayang, dan Leonel yang memang udah yatim ini pun mau gak mau harus nurut sama neneknya, bahkan saat disuruh meninggalkan soulmatenya tercinta, paquita.


Well, ini bukan sinetron yang menceritakan perseteruan mertua dan menantu, karenanya, horror pun dimulai saat si nenek yang udah terinfeksi monyet tadi mulai bertransformasi menjadi zombie secara perlahan dan menimbulkan kekacauan beruntun. Yang menarik dari film ini, si polos Leonel yang sadar akan perubahan neneknya ini justru mencoba untuk menyembunyikan kezombie-an si nenek dengan caranya sendiri, yang bakalan menimbulkan masalah-masalah panjang berikutnya. Dan tentu, hilariously fun.

Review__

Asli, kalau ada yang menyatakan dirinya sebagai zombie lover, exploitation-gore-splatter fans, pasti gak mungkin gak suka sama film ini. Tingkat cult dari film ini secara subjektif gue anggep sama atau bahkan lebih dari Evil Dead seriesnya Sam Raimi. Peter Jackson bener-bener tau bagaimana cara memuaskan para fans dengan memberikan suguhan yang memang ingin kita lihat. Kayaknya, pembelajaran yang dia dapet dari proses pembuatan Bad taste bener-bener memberitahunya bagaimana sih cara membuat film yang bisa muasin fanbase horor sampai titik paling klimaks.

Percaya deh, lo gak akan tahan untuk gak mengeluarkan kata-kata makian saing nikmatnya suguhan sinematis yang dihadirkan di film ini. Darah dalam jumlah masif-idiotik, potongan daging yang beterbangan kemana-mana, adegan-adegan yang pasti gak bakalan lo bayangkan bakalan memenuhi mata dan otak lo dalam 90 menit pemutaran film ini.


Kao ditanya, apakah ada adegan memorable di film ini? Wuih, jangan samain film ini kayak Clash of The Titans yang begitu meleng aja gue udah lupa siapa nama jagoannya, film ini punya terlau banyak adegan cult yang gak bakalan bisa lo apus dari otak. Dari makan sup potongan telinga, sampai zombie ML. uh yeah, kata siapa zombie gak bisa kawin? Mereka saling napsu dan bisa ngelahirin anak secara instan! Haha! Didukung pula dengan couple yang sangat kinky sekali, pastur dan suster (zombie, tentunya).

Gue juga gak bisa ngelupain adegan si Lionel ngebawa bayi zombie itu jalan-jalan (ngapain coba), sumpah, adegan ini bikin gue ketawa dan bilang ‘bangsaaaaaat’ dalam waktu bersamaan.

Ketika lo menarik nafas lega dan berpikir bahwa filmnya baru aja melewati adegan klimaks saking kerasa edannya adegan itu, lo salah, adegan yang lebih sinting masih nunggu lo di scene berikutnya, berikutnya, dan berikutnya. Film ini bener-bener sukses ngebuat gue yang nonton bener-bener terpaku, nganga, dan instan memaki saking gobloknya apa yang gue liat.

Lo horror fan? Lo harus liat ini. Lupain Lord of The Ring, film ini jutaan kali lebih keren daripada itu.


10/10

0 komentar:

Posting Komentar